Jakarta, 10 Maret 2012
Juani (49), tetap menjalankan usaha dodol warisan ibunya. dengan berbekal keyakinan ia telah mempertahankan nama besar dodol Nyak Mai tetap dikenal, sebagai makanan khas dari Betawi. Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Ia tinggal bersama suami, anak, menantu, dan kedua cucunya. Rumah sekaligus tempat pembuatan dodol yang di kediaminya ini sudah sangat dikenal oleh warga sekiar.
Usaha dodol yang telah berdiri 15 tahun ini, tetap mempertahankan rasa dan kualitasnya. Selain legit dan tanpa bahan pengawet, dodol Nyak Mai ini juga berbeda dari dodol-dodol yang lainnya.
Proses produksinya pun masih sederhana, dari mulai memarut kelapa hingga mengaduk dodol, semuanya dilakukan oleh tenaga manusia. Kira-kira dibutuhkan waktu sekitar sembilan jam sampai dodol matang dan siap untuk di kemas.
Pembuatan dodol dimulai dari pukul enam pagi hingga pukul 3 sore, dengan mencampurkan bahan-bahan seperti beras ketan, gula jawa, gula manis, dan santan. Para pekerja mengaduk dodol tanpa henti hingga akhirnya dodol matang dan siap untuk di packing pada malam harinya.
Dodol yang dijual di kemas dalam berbagai ukuran. Ada yang dijual Rp.40.000/kg, ada juga yang dikemas dengan bentuk lonjong dan kotak, dengan harga Rp.10.000 dan Rp.18.000.
Juani tidak hanya bekerja sendiri, ia ditemani lima karyawannya yang diupahi Rp.80.000/hari. Dalam seminggu biasanya Juani memproduksi dodol sebanyak dua sampai tiga kali, terkecuali hari-hari besar seperti lebaran. Saat hari biasa dodol yang di produksi hanya sebanyak satu kuali saja, namun jika hari besar seperti lebaran, ia bisa memproduksi dodol sebanyak dua kuali dalam seminggu.
Hasil produksi dodol tersebut biasanya dititipkan ke warung Betawi di daerah Setu Babakan, ada juga yang dijual dirumah. Kebanyakan pembeli justru lebih banyak yang langsung datang kerumahnya, dengan alasan dapat memperoleh dodol yang lebih enak karna baru di produksi.
Produksi dodol Nyak Mai ini sudah dikenal di daerah Jakarta, dan banyak juga konsumen yang rela datang dari luar daerah seperti Bali dan Lampung untuk membeli dodol Nyak Mai ini. Bahkan pemasarannya sudah mencapai negara-negara diluar Indonesia, seperti Malaysia, Cina, dan Belanda.
Usaha dodol yang dijalani Juani ini sangat membantu perekonomian keluarganya. Dengan modal Rp.900.000 sekali produksi, keuntungan kotornya bisa mencapai Rp.1.600.000.
Selain memproduksi dodol, Juani juga memproduksi makanan-makanan khas betawi lainnya. Seperti kembang goyang, wajik, tape uli, kue pepe, geplak, sagon, biji ketapang, dan bir pletok.
kata "di" sebagai awalan kata kerja, ditulis secara bersambung, tidak dipisah dari kata kerjanya. Usahakan konsisten.
BalasHapusdi inginkan --> diinginkan
di kemas --> dikemas
Usahakan lebih detail
KEEP ON WRITING